Sabtu, 14 September 2024 12:29 WITA

Aksi nyata Bhayangkari Kaltara lestarikan alam, tanam ribuan mangrove dan lepas tukik

Aksi nyata Bhayangkari Kaltara lestarikan alam, tanam ribuan mangrove dan lepas tukik

Sabtu, 14 September 2024 12:29 WITA

QUARTAL.ID – Dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke-72, Bhayangkari Polda Kalimantan Utara (Kaltara) melakukan aksi nyata dengan menanam 1.000 bibit mangrove di pesisir Sei Taiwan, Pulau Sebatik, Jumat (13/9/2024). Kegiatan ini untuk melindungi garis pantai dari abrasi dan mengembalikan keasrian hutan mangrove yang menjadi habitat bagi berbagai satwa.

Ketua Panitia HKGB ke-72, Ning Imam Widodo, mengungkapkan bahwa penanaman mangrove ini merupakan wujud kepedulian Bhayangkari terhadap lingkungan, khususnya di wilayah perbatasan.

“Mangrove memiliki peran sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Selain melindungi pantai dari abrasi, mangrove juga menjadi tempat hidup berbagai jenis ikan dan satwa lainnya,” ujarnya.

Benteng Alam yang Kuat

Hutan mangrove sering disebut sebagai benteng alam karena perannya yang krusial dalam melindungi garis pantai. Akar-akar mangrove yang kuat mampu menahan gelombang dan arus pasang surut, sehingga mengurangi erosi pantai. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai penyaring alami yang mampu menyerap polutan dan menjaga kualitas air.

“Dengan menanam mangrove, kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir. Mangrove dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan dan masyarakat sekitar,” tambah Ning.

Partisipasi Aktif Masyarakat

Kegiatan penanaman mangrove ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Mereka turut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman dan berharap upaya ini dapat berkelanjutan.

“Kami sangat berterima kasih atas perhatian Bhayangkari terhadap lingkungan kami. Semoga mangrove-mangrove ini tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang,” ujar salah seorang warga.

Perawatan Berkala Kunci Sukses

Ning menekankan pentingnya perawatan setelah penanaman.

“Yang paling penting setelah ditanam adalah perawatan dan pemantauan pertumbuhannya. Kami berharap semua bibit mangrove yang telah ditanam dapat tumbuh dengan baik dan menjadi hutan mangrove yang lebat,” ujarnya.

Lepas 1.000 Ekor Tukik

Selain menanam 1.000 bibit mangrove di pesisir Sei Taiwan, Bhayangkari juga melepas 1.000 ekor tukik ke habitat aslinya di Pantai Marina Beach, Kecamatan Sebatik, pada Jumat (13/9/2024).

Kegiatan pelepasan tukik ini diinisiasi oleh Pengurus Pusat Bhayangkari dan mendapat antusiasme yang tinggi dari seluruh lapisan masyarakat. Wakapolda Kaltara, Brigjen Pol. Golkar Pangarso Raharjo Winarsadi, beserta pejabat utama Polda Kaltara dan masyarakat sekitar turut serta melepas satu per satu tukik kecil itu ke laut lepas.

“Penyu merupakan salah satu satwa yang dilindungi dan populasinya semakin terancam. Dengan melepas tukik ini, kita turut berkontribusi dalam upaya pelestarian satwa laut dan menjaga keseimbangan ekosistem,” ujar Wakapolda.

Sinergi Lestarikan Alam

Ketua Panitia HKGB, Ning Imam Widodo, berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

“Melalui aksi nyata ini, kami ingin menunjukkan bahwa Polri dan Bhayangkari sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan. Kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan,” ungkapnya.

Mangrove dan Penyu, Simbol Keseimbangan Alam

Penanaman mangrove dan pelepasan tukik memiliki keterkaitan yang erat. Mangrove berfungsi sebagai tempat berlindung dan berkembang biak bagi penyu. Dengan menjaga kelestarian hutan mangrove, maka habitat penyu pun akan terjaga. *

Editor: Quartal.ID

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini