QUARTAL.ID – Siapa sangka, pemblokiran TikTok di Amerika Serikat memicu tren belajar bahasa Mandarin? Yap, setelah kabar tersebut beredar, banyak pengguna TikTok yang beralih ke platform video pendek asal Tiongkok lainnya, yaitu RedNote.
Kenapa RedNote?
RedNote, atau dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai XiaoHongShu, memiliki tampilan yang mirip dengan Pinterest dan sering disebut sebagai “Instagram versi Tiongkok”. Fitur-fitur menarik seperti berbagi video, foto, dan kemampuan belanja menjadi daya tarik tersendiri.
Duolingo Kebanjiran Pengguna Baru
Melihat fenomena ini, Duolingo pun ikut berkomentar. Platform belajar bahasa online ini mencatat lonjakan jumlah pengguna yang belajar bahasa Mandarin hingga 216% sejak pertengahan Januari. Banyak pengguna baru yang mengaku tertarik belajar bahasa Mandarin karena ingin memahami fitur dan konten di RedNote.
Kekhawatiran Baru
Meski menawarkan fitur menarik, penggunaan RedNote juga memunculkan kekhawatiran baru. Karena aplikasi ini sepenuhnya berbahasa Mandarin, pengguna Amerika Serikat mungkin tidak sepenuhnya memahami syarat dan ketentuan yang mereka setujui. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan data pengguna.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Fenomena peralihan pengguna dari TikTok ke RedNote ini memberikan beberapa pelajaran penting:
- Pentingnya Literasi Digital: Dalam era digital, kita perlu memiliki literasi digital yang baik untuk memahami dan menggunakan teknologi dengan bijak.
- Keamanan Data: Selalu perhatikan kebijakan privasi dan keamanan data dari setiap aplikasi yang kita gunakan.
- Bahasa Sebagai Jembatan: Menguasai bahasa asing membuka peluang untuk mengakses informasi dan budaya yang lebih luas.
Pemblokiran TikTok di Amerika Serikat telah memicu perubahan perilaku pengguna internet. Fenomena ini menunjukkan betapa cepatnya tren digital dapat berubah dan betapa pentingnya kita untuk terus belajar dan beradaptasi. (*)
Quartal.id