Selasa, 1 Juli 2025 19:47 WITA

Target PLN terangi 117 desa terpencil di Kaltara: Dibiayai Rp681 miliar dari Penyertaan Modal Negara

General Manager PLN UID Kaltimra, Maria G.I. Gunawan bertukar cenderamata dengan Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang di Tanjung Selor, Bulungan, Selasa (1/7/2025). QUARTAL

Target PLN terangi 117 desa terpencil di Kaltara: Dibiayai Rp681 miliar dari Penyertaan Modal Negara

Selasa, 1 Juli 2025 19:47 WITA

QUARTAL.ID – PT PLN (Persero) melalui PLN UID Kaltimra memiliki target ambisius untuk melistriki seluruh desa di Kalimantan Utara (Kaltara) dalam tiga tahun ke depan. Saat ini, rasio desa berlistrik di Kaltara baru mencapai 78 persen, menyisakan 117 desa terpencil yang belum terjamah listrik.

General Manager PLN UID Kaltimra, Maria G.I. Gunawan menjelaskan bahwa PLN telah menyusun peta jalan hingga tahun 2027 untuk merealisasikan target tersebut secara bertahap.

“Kami menyisakan sekitar 117 desa. PLN merencanakan menyelesaikan ini dalam tiga tahun. Jadi kami menyusun roadmap sampai dengan 2027 rencananya, itu secara bertahap kami membangun kelistrikan di 117 desa tadi,” ungkap Maria usai bertemu Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang di Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara, Selasa (1/7/2025).

Pembangunan kelistrikan di 117 desa ini bukanlah tanpa tantangan. Maria menyebutkan bahwa total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp681 miliar. Sumber pendanaan utama salah satunya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PNM), menunjukkan dukungan kuat dari Pemerintah Pusat.

Tantangan terbesar terletak pada lokasi desa-desa tersebut yang tersebar di “remote area” Kaltara, jauh dari akses jalan dan jaringan PLN yang sudah ada.

“Untuk menyambung listrik ke sana, PLN harus membangun jaringan yang cukup panjang,” jelas Maria.

Investasi PLN tidak hanya sebatas pembangunan jaringan, tetapi juga penambahan kapasitas pembangkit. Maria berharap, solusi energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dilengkapi baterai akan menjadi pilihan utama.

“Kita harapkan bisa semuanya dialiri listrik PLN dari sumber energi terbarukan seperti PLTS,” tambahnya.

Fokus lain PLN adalah meningkatkan layanan listrik di Krayan, yang saat ini baru menyala 12 jam sehari (sore hingga pagi). Akses ke Krayan yang sangat sulit, hanya bisa dijangkau pesawat, membuat pengiriman bahan bakar untuk mesin diesel sangat mahal dan tidak efisien. Maria menyebutkan, setiap hari 3.000 liter BBM harus dikirim menggunakan pesawat.

Untuk mewujudkan listrik 24 jam di Krayan, PLN berencana mengombinasikan dengan PLTS.

“Harapannya kita kombain dengan PLTS. Kita akan menambah PLTS yang bisa hidup di malam hari,” ujar Maria. Penambahan mesin diesel dianggap kurang efisien karena akan meningkatkan biaya operasional akibat pengiriman BBM.

Usulan penggunaan baterai di Krayan juga sedang diajukan ke PLN Pusat.

“Mudah-mudahan disetujui oleh Pusat untuk kita pakai. Ini juga masih dalam kajian dan perencanaan ke depan,” tutup Maria, optimis bahwa integrasi PLTS dan teknologi baterai akan menjadi solusi berkelanjutan untuk penerangan di wilayah terpencil Kaltara.

Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang pun menyatakan dukungannya penuh terhadap program kelistrikan PLN, khususnya dalam melistriki 117 desa terpencil dengan skema Penyertaan Modal Negara (PMN).

“Kami mendukung penuh upaya PLN untuk melistriki 117 desa dengan skema PMN. Mudah-mudahan tetap berlanjut listrik gratis,” ujarnya. (*)

Quartal

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini