Selasa, 26 November 2024 16:52 WITA

Pemkab Nunukan serius rancang komitmen perkebunan kelapa sawit berkelanjutan

Perkebunan Sawit Quartal.id
Ilustrasi Perkebunan Sawit. HO/NET

Pemkab Nunukan serius rancang komitmen perkebunan kelapa sawit berkelanjutan

Selasa, 26 November 2024 16:52 WITA

QUARTAL.ID – Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), merumuskan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB), menindaklanjuti pentingnya perkebunan sawit berkelanjutan.

“Ini langkah proaktif Pemkab Nunukan merespons tantangan global terkait industri kelapa sawit dan sekaligus menangkap peluang pasar yang semakin menuntut produk berkelanjutan,” kata Pj Sekda Nunukan, H Asmar di Nunukan, Selasa (26/11/2024).

Pj Sekda menjelaskan komitmen Pemkab Nunukan mengembangkan industri kelapa sawit yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, namun juga berkelanjutan secara lingkungan dan sosial.

Dia bilang, kelapa sawit adalah tulang punggung ekonomi daerah Nunukan, namun tidak ingin mengorbankan lingkungan demi keuntungan jangka pendek.

FGD yang dilaksanakan sejak Senin (26/11/2024), melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, pemerintah, dan pelaku industri, bertujuan untuk merumuskan strategi yang komprehensif dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam industri kelapa sawit.

Beberapa isu krusial yang dibahas meliputi pelestarian lingkungan yang berfokus pada upaya mengurangi deforestasi, kebakaran lahan, dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, juga mengulas isu kesejahteraan sosial dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja dan masyarakat sekitar.

“Perkebunan kelapa sawit juga perlu tata kelola yang baik, mulai dari penguatan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,” ujarnya.

Dengan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, Pemkab Nunukan memiliki potensi besar untuk menarik investasi dari perusahaan-perusahaan kelapa sawit global yang semakin mencari sumber pasokan bahan baku yang berkelanjutan.

“Kami ingin menjadikan Nunukan sebagai model bagi daerah lain dalam mengembangkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan,” tambahnya.

Untuk mendukung penyusunan RAD-KSB, Pemkab Nunukan bekerja sama dengan berbagai ahli dari berbagai disiplin ilmu. Universitas Airlangga, misalnya, memberikan dukungan teknis dalam merancang strategi yang efektif.

Selain itu, para ahli dari Pusat Pengkajian Perencanaan Pengembangan Wilayah (PAW-IPB) dan Direktur Penelitian dan Pengembangan Ghali Tech/IT BBM juga turut memberikan masukan.

FGD yang digelar Pemkab Nunukan ini disebutnya merupakan langkah penting dalam upaya pemerintah daerah membangun industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Dengan komitmen yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, Kabupaten Nunukan diyakini dapat menjadi pusat produksi kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia dan menarik minat investor global.

Berdasarkan data BPS, pada 2021, Kabupaten Nunukan mampu memproduksi kelapa sawit sebanyak 69.444,3 ton. Pada 2022 turun menjadi 66.153,9 ton, kemudian naik kembali pada 2023 sebanyak 66.785,4 ton.

Saat ini, luas areal tanaman perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Nunukan mencapai 33.111 hektare. *

Quartal.id

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini