QUARTAL.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) serius menggarap potensi pariwisata sebagai motor ekonomi baru. Gubernur Kaltara Zainal A. Paliwan secara langsung meminta dukungan dari Komisi VII DPR RI untuk mempercepat pengembangan sektor ini, demi mengurangi ketergantungan pada pertambangan.
Permintaan tersebut disampaikan Gubernur Zainal dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI yang digelar di Ruang Serbaguna Kantor Gubernur Kaltara, Kamis (19/06/2025) malam.
“Kami sudah sampaikan kepada Komisi VII DPR RI agar dapat menyampaikan kepada mitra kementeriannya untuk membantu Kaltara mengembangkan wisata unggulan,” ujar Gubernur Zainal.
Gubernur Zainal mengungkapkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltara dari sektor pariwisata masih tergolong kecil. Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah pusat sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di sektor pariwisata.
Ia juga menyambut baik respons positif dari Komisi VII DPR RI yang rela menempuh perjalanan panjang untuk hadir langsung di Tanjung Selor, ibu kota Kaltara.
Gubernur Zainal menekankan pentingnya konektivitas dalam pengembangan potensi pariwisata Kaltara.
“Tanpa ada konektivitas, objek wisata tidak mungkin terjangkau. Selain itu, promosi juga krusial. Jika kurang promosi, siapa yang akan tahu bahwa di sini ada wisata?” tegasnya.
Orang nomor satu di Kaltara ini menjabarkan sejumlah potensi pariwisata yang dimiliki provinsi paling utara di Indonesia ini, meliputi Gunung Putih di Bulungan, Air Terjun Gunung Rian di Tana Tidung, Air Terjun Semolon di Malinau, Sae Lanuka di Nunukan, serta Pantai Amal dan Hutan Mangrove di Tarakan.
“Potensi wisata di sini cukup banyak, terutama gua alam, beberapa air terjun, dan pohon-pohon besar yang tidak ada di tempat lain. Kami berharap Komisi VII dapat membantu menyampaikan ini ke Kementerian agar kami mendapat bantuan,” jelas Gubernur Zainal.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga, yang memimpin RDP mengapresiasi langkah Pemprov Kaltara di bawah kepemimpinan Gubernur Zainal. Menurutnya, Kaltara memiliki kontribusi besar secara nasional.
“Kaltara adalah daerah yang strategis dan potensial. Meskipun usianya masih muda, baru 13 tahun, kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi nasional sangat besar,” ucap Lamhot Sinaga.
Melihat potensi tersebut, Lamhot Sinaga menyatakan bahwa Komisi VII DPR RI ingin mendorong pengembangan potensi pariwisata, UMKM, dan ekonomi kreatif di Kaltara.
“Kami ingin mendorong bahwa di daerah ini potensi pariwisatanya sangat luar biasa. Itu juga salah satu sumber ekonomi ke depan yang bisa kita andalkan selain tambang dan migas,” terangnya.
“Pariwisata akan kita dorong ke depan menjadi sumber ekonomi baru, baik untuk Provinsi Kalimantan Utara maupun untuk nasional. Itu harapan kami,” tambahnya.
Untuk mencapai hal ini, ia mengimbau seluruh industri dan pemangku kepentingan di Kaltara untuk terus memberikan dukungan terhadap pengembangan kawasan industri pariwisata. Pengembangan dan pelatihan bagi masyarakat untuk menjadi pengusaha UMKM dan ekonomi kreatif juga dinilai penting.
“Alhamdulillah Pak Gubernur sangat satu visi dengan kami, ingin melakukan sebuah terobosan baru yang pada akhirnya menjadi sumber ekonomi baru, yang bisa mensejahterakan masyarakat Kaltara, dan juga bisa menopang sumber ekonomi nasional yang dihasilkan dari pendapatan Provinsi Kaltara,” harap Lamhot.
Berdasarkan RDP dan perjalanan ke Tanjung Selor, Lamhot Sinaga juga menyoroti salah satu tantangan utama yang dihadapi Kaltara saat ini: aksesibilitas. Untuk mencapai provinsi Kaltara, dibutuhkan upaya yang signifikan.
“Ke depan, kami akan dorong bagaimana visibilitas ini, bagaimana konektivitas, bagaimana penerbangan ke sini mudah dijangkau, dan hospitalitasnya juga mendukung,” tegas Lamhot Sinaga.
“Ini merupakan tantangan besar dan tidak mudah, maaf karena Kaltara masih berumur 13 tahun jadi memang ini wajar. Tetapi ke depan ini akan kita dorong, aksesibilitas dan konektivitas akan kita dorong,” pungkasnya.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan komitmen daerah, Kaltara optimis dapat mewujudkan pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi yang berkelanjutan. (*/dkisp/adv)