QUARTAL.ID – Kebun Raya Bunda Hayati di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, bakal punya daya tarik baru! Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Utara, Amiek Mulandari, bersama pejabat daerah menanam pohon Tabebuya di area yang disebut Taman Adhyaksa pada Selasa (10/6/2025) pagi.
Pejabat lainnya tersebut antara lain Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang, Ketua DPRD Kaltara Achmad Djufrie, Bupati Bulungan Syarwani, Ketua DPRD Bulungan Riyanto, Dirut Bankaltimtara Muhammad Yamin, serta perwakilan Danrem dan Kapolda Kaltara.
Tak tanggung-tanggung, Amiek bercita-cita menjadikan kawasan Taman Adhyaksa ini seindah taman di Jepang!
Momentum penanaman ini menjadi babak baru bagi Kebun Raya Bunda Hayati, yang sebelumnya dikenal sebagai konsep hutan kota. Kawasan seluas 80 hektar ini telah ditetapkan sebagai Kebun Raya Bunda Hayati melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan.
Amiek Mulandari berbagi cerita di balik inisiatif penanaman Tabebuya ini. Berawal dari kecintaannya pada tanaman, ia terinspirasi saat mengunjungi sebuah nursery.
“Saya tanya berapa luas (area Kebun Raya Bunda Hayati), waktu itu baru sekitar 28 hektar,” kenang Amiek.
Ia pun memberanikan diri mengusulkan adanya Taman Adhyaksa di lokasi tersebut, dan gayung bersambut!
“Langsung dikasih satu hektar. Terima kasih Pak Bupati,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, Amiek mengajak komunitas pejabat perempuan di Kaltara dan Bulungan untuk turut serta.
“Kita sebagai wanita yang suka keindahan, mari sama-sama kita berkontribusi untuk kita ada di tengah-tengah taman hutan kota,” ajaknya.
Pilihan jatuh pada pohon Tabebuya, dengan harapan bunga berwarna putih dan pink yang dipilih akan mekar semarak, mirip dengan pemandangan di Jepang.
“Semoga putih dan pink itu nanti bisa berbunga seperti yang di Jepang dan masyarakat di sini bisa menikmati serasa di Jepang,” harapnya.
Amiek juga mengungkapkan rasa syukurnya menjadi bagian dari Kaltara.
“Hati saya juga ikut tertancap di sini, maka saya semangat untuk insyaallah membantu… menyumbang saran posisi-posisi tanaman dan bunga-bunga yang ada di sini,” imbuhnya.
Ia bahkan bermimpi embung di kawasan itu juga dipenuhi ikan, bahkan angsa.
Kebun Raya Bunda Hayati: Warisan Hijau untuk Masa Depan
Bupati Bulungan, Syarwani menambahkan bahwa pengembangan Kebun Raya Bunda Hayati telah dimulai sejak 2023. Saat ini, sekitar 30 hektar kawasan telah dibuka dan ditata.
“Tidak kurang ada 26 jenis buah maupun pohon kayu yang sudah berasal dari Kabupaten Bulungan,” jelas Syarwani.
Bahkan, pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, 74 kepala desa diundang untuk menanam pohon endemik dari desa masing-masing di kawasan ini.
Maskot Kebun Raya Bunda Hayati pun diberi nama Buah Lepiu, buah khas Bulungan yang disebut Syarwani “lima tahun sekali baru ada muncul” dengan harga fantastis, minimal Rp150.000 per kilogramnya.
Fasilitas pendukung juga terus dibangun, termasuk lapangan paving block standar dua kali lapangan Agatis Tanjung Selor sebagai pusat kegiatan publik.
“Progres tahunannya terus kami lakukan untuk melaksanakan pembangunan di kawasan ini,” kata Syarwani.
Untuk menjaga kebersihan udara, Pemerintah Kabupaten Bulungan melarang masuknya kendaraan bermotor. Pengunjung hanya diperbolehkan menggunakan sepeda kayuh atau sepeda listrik di dalam area.
“Kami katakan di sini adalah kawasan publik ecoeduwisata Kabupaten Bulungan,” tegas Syarwani. (*)
Quartal