QUARTAL.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara baru saja merilis data terbaru terkait tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk. Hasilnya cukup menggembirakan, di mana angka ketimpangan menunjukkan tren penurunan.
Dikutip dari rilis BPS, Kamis 23 Januari 2025, pada September 2024, Gini Ratio Provinsi Kalimantan Utara tercatat sebesar 0,259. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan Gini Ratio pada Maret 2024 yang sebesar 0,264.
“Penurunan Gini Ratio ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam distribusi pendapatan masyarakat Kaltara,” kata Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai.
Gini Ratio merupakan salah satu ukuran statistik yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan atau konsumsi dalam suatu populasi. Semakin kecil nilai Gini Ratio, maka tingkat ketimpangan semakin rendah.
Tren penurunan ketimpangan tidak hanya terjadi secara keseluruhan, namun juga terlihat di tingkat perkotaan dan perdesaan. Pada September 2024, Gini Ratio di perkotaan tercatat sebesar 0,245, lebih rendah dibandingkan dengan Maret 2024 yang sebesar 0,258. Sementara itu, di perdesaan, Gini Ratio juga mengalami penurunan dari 0,273 pada Maret 2024 menjadi 0,265 pada September 2024.
Selain Gini Ratio, BPS juga menggunakan ukuran ketimpangan yang ditetapkan oleh Bank Dunia. Ukuran ini melihat persentase pengeluaran kelompok 40% penduduk dengan pendapatan terendah. Jika persentase ini di atas 17%, maka tingkat ketimpangan dianggap rendah.
Berdasarkan ukuran ini, pada September 2024, distribusi pengeluaran kelompok 40% penduduk terbawah di Kaltara mencapai 24,26%. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan di Kaltara masih berada dalam kategori rendah dan relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya.
Penurunan tingkat ketimpangan di Kaltara ini kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pertumbuhan ekonomi yang inklusif, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta kebijakan pemerintah yang berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah.
Secara keseluruhan, data BPS menunjukkan adanya perbaikan dalam distribusi pendapatan masyarakat Kalimantan Utara. Tren penurunan Gini Ratio dan peningkatan persentase pengeluaran kelompok 40% penduduk terbawah menjadi indikator positif bagi pembangunan yang lebih merata di provinsi ini. (*)
Quartal.id