QUARTAL.ID – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tengah berada dalam kondisi siaga bencana. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga saat ini telah terjadi 185 kejadian bencana sepanjang 2024. Angka ini tergolong tinggi dan menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

Berbagai jenis bencana melanda Kaltara, mulai dari banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, hingga cuaca ekstrem. Kondisi ini diperparah dengan tingginya Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) di Kaltara yang mencapai 148,16, menempatkan provinsi ini pada kategori risiko bencana tinggi.

“Potensi bencana di Kaltara memang sangat tinggi,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kaltara, H Nur Ansar, Senin (12/8/2024).

“Untuk itu, kita perlu memperkuat kapasitas dalam menghadapi segala jenis bencana, baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian.”

Sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan, BPBD Kaltara telah membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana. Tim ini nantinya akan bertugas melakukan kajian cepat bencana, penilaian kebutuhan, serta memberikan dukungan kepada BPBD kabupaten/kota dalam penanganan darurat.

“Dengan TRC, kita yakin memberikan respon yang lebih cepat dan tepat dalam menghadapi setiap kejadian bencana,” ujarnya.

Untuk memastikan kinerja TRC optimal, BPBD Kaltara pun menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Kapasitas. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para personel TRC dalam manajemen penanganan darurat bencana.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak bencana, BPBD Kaltara berupaya memenuhi standar pelayanan minimum. Mulai dari pencarian dan penyelamatan, evakuasi, hingga pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan air bersih.

“Kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat yang terdampak bencana,” ujarnya. *dkispkaltara

Advertorial