Jumat, 27 Desember 2024 11:28 WITA

Musnahkan senpi rakitan, Kapolda Kaltara-Lembaga Adat sinergi jaga stabilitas

Kapolda Kaltara Irjen Pol. Hary Sudwijanto bersama Ketua Harian Persekutuan Dayak Lundayeh, Erry Sonley dalam konferensi pers pemusnahan senpi rakitan di Mapolda Kaltara, Jumat (27/12/2024). BIDHUMAS POLDA KALTARA

Musnahkan senpi rakitan, Kapolda Kaltara-Lembaga Adat sinergi jaga stabilitas

Jumat, 27 Desember 2024 11:28 WITA

QUARTAL.ID – Dalam sebuah langkah penting menuju terciptanya perdamaian dan stabilitas, masyarakat adat di provinsi Kalimantan Utara, Indonesia, telah secara sukarela menyerahkan hampir tiga lusin senjata api rakitan.

Senjata tersebut, yang secara tradisional digunakan untuk berburu dan perlindungan, diserahkan kepada otoritas Polda Kaltara pada Jumat (27/12/2024), menandai titik balik dalam lanskap keamanan di kawasan itu.  

Upacara penyerahan diri yang dipimpin oleh Kapolda Kalimantan Utara, Inspektur Jenderal Polisi Hary Sudwijanto, menggarisbawahi tumbuhnya kerja sama antara penegak hukum dan kelompok adat di Kalimantan Utara.

Langkah ini diambil menyusul keberhasilan pemilu daerah dan di tengah dorongan yang lebih luas untuk mengurangi kekerasan dan mendorong pembangunan di wilayah tersebut.  

“Ini lebih dari sekadar gerakan simbolis. Ini adalah bukti hubungan yang terus berkembang antara masyarakat adat dan negara,” kata Sudwijanto.

“Dengan menyerahkan senjata-senjata ini, mereka tidak hanya berkontribusi pada lingkungan yang lebih aman tetapi juga menunjukkan komitmen mereka terhadap supremasi hukum,” tambah Kapolda.

Pergeseran Budaya

Senjata api yang diserahkan, terutama senapan penabur, memiliki makna budaya yang dalam bagi suku Dayak di Kalimantan Utara .Senjata-senjata ini sering diwariskan dari generasi ke generasi dan digunakan dalam ritual tradisional. Namun, seiring dengan pesatnya modernisasi di wilayah tersebut, banyak suku yang menyadari perlunya menyeimbangkan pelestarian budaya dengan tuntutan masyarakat yang lebih damai.  

“Keputusan kami untuk menyerahkan senjata-senjata ini bukanlah tanda kelemahan, tetapi bukti kebijaksanaan kami,” kata Erry Sonley, seorang pemimpin komunitas Dayak Lundayeh.

“Kami memahami bahwa dunia sedang berubah, dan kami ingin menjadi bagian dari perubahan itu,” tuturnya.

Implikasi Keamanan dan Manfaat Ekonomi

Penyerahan senjata-senjata ini memiliki implikasi yang luas bagi kawasan tersebut. Dengan mengurangi jumlah senjata api ilegal yang beredar, pihak berwenang dapat mengendalikan kejahatan dan kekerasan dengan lebih baik.

Selain itu, langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi ke kawasan tersebut, karena bisnis akan merasa lebih aman beroperasi dalam lingkungan yang stabil.

“Ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya kita untuk menciptakan Kalimantan Utara yang lebih damai dan sejahtera,” kata Sudwijanto.

“Kami yakin inisiatif ini akan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dan sekitarnya,” tambahnya.

Tren Global

Tren masyarakat adat yang menyerahkan senjata secara sukarela tidak hanya terjadi di Kalimantan Utara. Inisiatif serupa telah dilakukan di berbagai belahan dunia, sering kali sebagai respons terhadap konflik, perubahan iklim, atau kebijakan pemerintah. Dengan merangkul perdamaian dan kerja sama, masyarakat ini menunjukkan kemampuan beradaptasi dan ketahanan mereka. *

Quartal.id

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini