QUARTAL.ID – Bupati Bulungan Syarwani menegaskan bahwa sektor pendidikan, termasuk infrastruktur sekolah di wilayah terpencil, menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan. Hal ini disampaikan sebagai respons terhadap rekomendasi LKPj 2024 yang diberikan DPRD Bulungan pada sidang paripurna, Selasa (22/4/2025).
“Beberapa catatan di sektor pendidikan, kesehatan, maupun infrastruktur, tentu menjadi perhatian serius Pemkab Bulungan. Terutama yang berkaitan dengan kondisi dalam rangka upaya kita untuk mencapai kualitas SDM yang unggul,” ujar Syarwani.
Ia mengakui kondisi infrastruktur sekolah yang belum memadai di beberapa wilayah, seperti ruang kelas, halaman, toilet, dan plafon. Selain itu, ketersediaan akses internet menjadi kendala utama bagi anak-anak sekolah di daerah pelosok hulu Sungai Kayan.
“Kami menyadari masih ada sekolah-sekolah yang belum mendapatkan sentuhan perbaikan infrastrukturnya baik itu ruang kelas, halaman, toilet, dan plafon, dan lainnya. Demikian juga dengan penyediaan alat teknologi utamanya jaringan internet yang dibutuhkan anak-anak sekolah yang berada jauh di pelosok hulu Sungai Kayan,” jelas Bupati.
Sebagai langkah konkret, Pemkab Bulungan melalui Dinas Komunikasi dan Informatika berupaya menghadirkan sarana jaringan internet di daerah blank spot melalui APBD 2025. Target awal adalah memfasilitasi minimal satu desa di wilayah hulu Sungai Kayan dengan dua unit internet Starlink yang diperuntukkan bagi sekolah dan pusat kesehatan.
Selain infrastruktur, Bupati juga menyinggung permasalahan sengketa lahan SD 015 Sabanar Lama Tanjung Selor. Pemkab Bulungan menyatakan keterbukaannya untuk menyelesaikan sengketa tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan akan melakukan komunikasi lebih lanjut dengan pihak masyarakat terkait.
Upaya peningkatan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan di sekolah-sekolah terpencil juga menjadi perhatian Pemkab Bulungan. Bupati menyadari adanya perbedaan tantangan antara guru di perkotaan dan di wilayah pelosok, terutama terkait medan, jarak, dan dukungan infrastruktur.
“Tentu harus ada faktor pembeda, karena medan dan jarak dan juga dukungan infrastruktur utamanya guru pelosok dan pedalaman tentu tetap Pemkab berusaha memberikan tunjangan penghasilan yang tentu tidak bisa diseragamkan dengan guru atau tenaga kependidikan yang ada di kota, dalam rangka memberi dukungan bagi guru di pelosok khususnya yang ada di hulu sungai Kayan,” pungkasnya. (*/adv)
Quartal.id