Selasa, 1 Juli 2025 21:39 WITA

Syukur Bhayangkara di usia 79 tahun: Polda Kaltara pererat simpul dengan masyarakat lewat budaya dan apresiasi

Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto bersama Ketua Bhayangkari memotong tumpeng tanda syukur atas peringatan 79 Tahun Bhayangkara, di Mapolda Kaltara, Selasa (1/7/2025). POLDA KALTARA

Syukur Bhayangkara di usia 79 tahun: Polda Kaltara pererat simpul dengan masyarakat lewat budaya dan apresiasi

Selasa, 1 Juli 2025 21:39 WITA

QUARTAL.ID – Selasa (1/7/2025) menjadi hari istimewa bagi Kepolisian Daerah Kalimantan Utara (Polda Kaltara).

Usai upacara peringatan 79 Tahun Hari Bhayangkara yang khidmat, suasana berubah hangat dan penuh kebersamaan di selasar Gedung B dan halaman Mapolda Kaltara.

Ini bukan sekadar syukuran biasa, melainkan perwujudan nyata komitmen “Polri untuk Masyarakat”, sebuah tema yang begitu relevan bagi Bumi Benuanta.

Kapolda Kaltara Irjen Pol. Hary Sudwijanto, memimpin langsung acara ini, didampingi Ketua Bhayangkari Kaltara, Wakapolda, serta seluruh Pejabat Utama Polda Kaltara.

Tak ketinggalan, sederet tokoh penting turut hadir, mulai dari Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang Wakil Gubernur, hingga unsur Forkopimda, tokoh masyarakat, adat, agama, dan perwakilan komunitas lainnya.

Sebuah gambaran soliditas yang terus dibangun.

Acara syukuran dibuka dengan sentuhan kearifan lokal yang menawan: tarian adat Dayak. Tarian ini cerminan pendekatan Polri yang humanis, merangkul nilai-nilai budaya setempat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Kesenian dan kebudayaan ini menjadi jembatan emosional untuk mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat Kaltara.

Ini menunjukkan bahwa Polri Kaltara tak hanya hadir dengan seragam, tetapi juga dengan jiwa yang menyatu dengan akar budaya lokal.

Sebagai wujud apresiasi, Kapolda Kaltara menyerahkan 13 piagam penghargaan. Bukan hanya untuk personel berprestasi, tapi juga untuk masyarakat yang telah mendukung tugas Polri dan membantu mewujudkan kamtibmas di Kaltara.

Puncak acara syukuran adalah pemotongan tumpeng. Kerucut nasi kuning yang menjulang tinggi itu tak hanya menggugah selera, tapi juga sarat makna.

Ia menyimbolkan keagungan Sang Pencipta dan keluhuran moral Bhayangkara. Potongan tumpeng pertama diberikan kepada personel tertua dan termuda di lingkungan Polda Kaltara, sebuah tradisi yang melambangkan kesinambungan nilai, toleransi, dan rasa syukur.

Ada juga yang berbeda di syukuran kali ini: perlombaan stand bazaar UMKM! Beberapa Satker Polda dan Polres/Ta jajaran ikut berpartisipasi, menyajikan aneka kuliner khas daerah yang dinilai langsung oleh Kapolda, Ketua Bhayangkari, dan Forkopimda.

Hasilnya? Stand bazaar UMKM Ditreskrimum meraih gelar “kuliner terenak,” sementara Ditlantas dinobatkan sebagai pemilik dekorasi terbaik.

Ini adalah bentuk dukungan nyata Polri terhadap ekonomi kerakyatan.

Kegiatan ini semakin meriah dengan penampilan dari Duo Diva Nunukan dan Diva Polda Kaltara, yang puncaknya ditutup dengan tari kolosal.

Seluruh tamu undangan dan personel Polda Kaltara larut dalam kebersamaan, menari bersama.

Tarian kolosal ini simbol kuatnya kebersamaan, kekuatan sinergi, dan harapan akan Polri yang makin dekat dengan masyarakat, menjadi sahabat yang dicintai dan dipercaya di Kaltara. (*)

Quartal

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini