QUARTAL – Mas Rulli, atau Chairullizza, adalah salah satu dari lima komisioner KPU Kalimantan Utara (Kaltara) terpilih periode 2024-2029. Dia bukan orang baru di dunia kepemiluan. Dia pernah jadi komisioner KPU Kaltara sebelumnya. Bahkan, dia pernah termasuk komisioner KPU yang paling muda se-Indonesia.
Berikut kami sajikan fakta menarik perjalanan hidup dan karier Chairullizza:
Dari KPU Kaltara ke KPU Bulungan
Pria kelahiran Pati, Jawa Tengah 13 September 1948 ini pertama kali jadi komisioner KPU Kaltara pada tahun 2015-2019. Itu adalah periode perdana KPU Kaltara setelah provinsi ini mekar dari Kalimantan Timur. Saat itu, Rulli masih berusia sekitar tahun. Dia jadi komisioner KPU provinsi termuda se-Indonesia.
Setelah lima tahun di KPU Kaltara, Rulli tak berhenti berkiprah di dunia kepemiluan. Dia ikut seleksi komisioner KPU Kabupaten Bulungan periode 2019-2024. Dia lolos dan jadi anggota KPU Bulungandan membidangi Hukum dan Pengawasan.

Lulusan UIN Sunan Kalijaga yang Aktif Berorganisasi
Rulli adalah alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dia lulus dari jurusan Muamalat (Hukum Pendata Islam) Fakultas Syari’ah. Selama kuliah, dia aktif sebagai Sekretaris Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMll) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005-2006) dan Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005-2007).
Ia menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi “Wakaf Hak Kekayaan Intelektual Dalam Hukum Islam (Studi Pasal 16 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf)”.
Pendidikan jenjang magister ditempuh pada Program Studi Hukum Program Magister Universitas Borneo Tarakan (UBT) (2016-2018), menulis tesis “Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) Satu Pasangan Calon Dalam Perspektif Demokrasi”.
Kembali ke KPU Kaltara
Pada tahun 2024, Rulli kembali mencalonkan diri sebagai komisioner KPU Kaltara. Dia bersaing dengan 14 calon lainnya. Hasilnya, dia terpilih bersama dengan Agung Firmansyah, Hariyadi Hamid, Hermansyah, dan Nasruddin. Mereka diumumkan oleh Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari, pada tanggal 23 Februari 2024.
Kelima komisioner baru KPU Kaltara itu sudah dilantik oleh Hasyim Asy’ari di Jakarta, Senin (26/2/2024).

Pegiat Pemilu Sejak Mahasiswa
Pengalaman aktif dalam dunia kepemiluan dimulai saat ia masih menjadi mahasiswa di Yogyakarta yaitu pada Pemilu 2004 turut aktif menjadi pemantau pemilu yang tergabung dalam Volunteer Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu Indonesia (JAMPI) DER, DPD, DPRD Pemilu 2004, Daerah Kodya Yogyakarta (2004).
Pada usia 30 tahun (2015) terpilih sebagai Anggota KPU Kalimantan Utara periode 2015-2019, Anggota Panitia Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II.a) pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Papua dan Provinsi Kalimantan Utara (2018), Anggota KPU Kabupaten Bulungan periode 2019-2024.
Rulli juga pernah aktif sebagai Jurnalis Pers Mahasiswa Paradigma UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2003-2007).

Aktif Menulis
Chairullizza juga sangat aktif menulis. Ia pernah pernah menulis riset penelitian pada Pilgub Kalimantan Utara 2015 dengan judul “Pemilih Menggunakan Daftar Pemilih Tetap Tambahan (DPTb2) dalam Pilgub Kaltara Tahun 2015”.
Dalam Konferensi Nasional Hukum Tata Negara (KNHTN) ke-5 di Batu Sangkar Sumatera Barat (2018), terlibat dalam penulisan Call For Paper dengan judul “Problematika Legal Standing Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) Satu Pasangan Calon”.
Ia juga turut menjadi kontributor tulisan di buku “Mengeluarkan Pemilu Dari Lorong Gelap”. Sampai saat ini masih aktif menulis artikel populer tentang politik, pemilu dan demokrasi di media daring dan surat kabar harian lokal.
Adapun adapun karya tulis non-kepemiluannya seperti “Wakaf Hak Atas Kekayaan Intelektual dalam Hukum Ishm (Studi pasal 16 Undang-undang No. 41 tahun 20(X tentang Wakaf) (Skripsi Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009) 2009”. Pada 2010 ia menulis buku “Globalisasi dan Tantangan Pendidikan di Pesantren” dan buku “Mengenang Bapak Pluralisme Indonesia (KH. Abdurrahman Wahid)”.
Namanya sudah familiar di surat kabar dan media daring lokal berkat artikel-artikel opininya tentang kepemiluan dan demokrasi seperti “Menuju Pilkada Kaltara Yang Bermartabat (2015)”; “Partisipasi Politik Masyarakat Ujung Tombak Demokrasi Pilkada (2015)”; “Media Sosial dan Kekuatan Rekayasa Sosial Pilkada (2015)”, “ Pilkada Akses Perlindungan Politik Bagi Penyandang Disabilitas (2015)”; “Penguatan Civil Society Menuju Pembangunan Demokrasi di Kaltara (2015)”; “Pandemi Covid 19 dan Potensi Penundaan Pilkada 2020? (2020)”; “Tantangan Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan Di Masa Pandemi (2020)’; “Pemilu 2024 Dan Eskalasi Partisipasi Politik Perempuan (2021)”.

Guru dan Presenter TV
Siapa sangka, Chairullizza pernah menjadi Wakil Kepala Sekolah pada SMK Manahijul Huda di tanah kelahirannya di Pati, Jawa Tengah (2010 – 2014). Ia juga pernah menjadi jurnalis presenter TV pada Publik Khatulistiwa Televisi (PKTV) Kalimantan Timur pada 2014 – 2015. Bahkan ia sempat menjadi Wakil Pimpinan Redaksi pada Majalah BMagz Kalimantan Timur pada 2-14-2015.
Sederet Pengalaman Organisasi
Rulli juga memiliki pengalaman organisasi lain di luar kepemiluan. Pada 2014-2015 ini menjabat Wakil Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (UTI) Kalimantan Timur (2014-2015). Lalu hijrah ke Kabupaten Bulungan, pada 2016-2017 ia Dewan Pembina Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Bulungan; Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Cabang Kota Tarakan pada 2016-2017; dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) ANSOR Kalimantan Utara 2015-2017. *
Penulis: Quartal