QUARTAL.ID – Di era digital ini, perpustakaan tak lagi identik dengan tumpukan buku dan ruangan sunyi. Kini, perpustakaan telah bertransformasi menjadi gerbang informasi yang mudah diakses kapanpun dan di manapun.
Hal ini dibuktikan dengan upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dalam menyelenggarakan bimbingan teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bimtek SPP-TIK).
Bimtek yang diikuti oleh para pustakawan, pengelola perpustakaan, dan dinas perpustakaan se-Kaltara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perpustakaan desa dan daerah, serta memperkuat kompetensi pustakawan dalam melayani masyarakat. Fokus utama adalah penyelenggaraan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Membuka Gerbang Literasi untuk Semua
Program TPBIS hadir sebagai wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan layanan perpustakaan dan mendekatkan akses informasi kepada seluruh masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil. Melalui program ini, diharapkan literasi masyarakat dapat terus berkembang dan tercipta masyarakat yang berpengetahuan luas.
Di Kaltara sendiri, TPBIS telah berjalan sejak tahun 2020 dan telah menjangkau empat Perpustakaan Umum Daerah dan sembilan Perpustakaan Desa. Transformasi perpustakaan ini membawa banyak manfaat bagi para pemustaka, di antaranya kemudahan akses informasi, layanan inovatif seperti e-book, audiobook, dan virtual reality, serta peningkatan minat baca masyarakat.
Tantangan dan Peluang di Era Digital
Namun, di balik manfaatnya, transformasi digital juga menghadirkan tantangan bagi perpustakaan. Pustakawan dituntut untuk memiliki kemampuan dan keahlian dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar dapat mengelola perpustakaan digital dengan baik.
Bimtek SPP-TIK diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan tersebut. Para pustakawan akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola perpustakaan digital.
Perpustakaan: Lebih dari Sekedar Tempat Membaca
Lebih lanjut, Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kaltara, Ilham Zein, menjelaskan bahwa melalui Program TPBIS, peran perpustakaan tidak hanya sebatas tempat untuk membaca, tetapi mencakup berbagai ranah yang melibatkan masyarakat, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan budaya.
Perpustakaan kini menjadi pusat literasi masyarakat, di mana proses menggali pengetahuan, memahami, dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari dapat terjadi.
Menjelajahi Kaltara: Perpaduan Literasi dan Wisata
Bagi para pecinta wisata yang berkunjung ke Kaltara, menjelajahi perpustakaan daerah dan desa bisa menjadi pengalaman yang menarik. Di sana, Anda dapat menemukan berbagai koleksi buku, baik cetak maupun digital, yang berkaitan dengan budaya, sejarah, dan keindahan alam Kaltara.
Selain itu, Anda juga dapat mengikuti berbagai kegiatan literasi yang diadakan di perpustakaan, seperti diskusi buku, pelatihan menulis, dan workshop seni.
Kesimpulan
Upaya transformasi perpustakaan di Kaltara menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas literasi masyarakat. Dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, perpustakaan diharapkan dapat menjadi pusat informasi dan edukasi yang mudah diakses dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kaltara. *
Editor: Quartal.id