Jumat, 17 Januari 2025 21:42 WITA

Bung Towel laporkan kasus doxing, diduga terkait kritiknya ke Shin Tae Yong

Pengamat sebakbola Indonesia, Bung Towel Quartal.id
Bung Towel. IST

Bung Towel laporkan kasus doxing, diduga terkait kritiknya ke Shin Tae Yong

Jumat, 17 Januari 2025 21:42 WITA

QUARTAL.ID – Pengamat sepak bola Tanah Air, Tommy Welly alias Bung Towel, resmi melaporkan kasus dugaan doxing ke Polda Metro Jaya pada Jumat (17/1/2024). Aksi ini diambilnya setelah dirinya dan keluarganya menjadi sasaran serangan siber berupa penyebaran data pribadi secara luas di media sosial.

Bung Towel menduga kuat bahwa serangan doxing yang dialaminya ini berkaitan erat dengan kritik-kritik yang kerap ia lontarkan terhadap dunia sepak bola Indonesia, khususnya terhadap mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

“Saya menduganya seperti itu. Karena setiap kali saya memberikan catatan kritis, terutama misalnya terhadap kinerja Shin Tae Yong, ya biasanya itu otomatis terjadi. Penyerangan, pem-bully-an, dan sebagainya,” kata Bung Towel di Polda Metro Jaya, Jumat (17/1/2025).

Tidak hanya dirinya, anak-anak Bung Towel juga turut menjadi korban. Mereka mengalami serangan serupa, di mana data pribadi mereka disebarluaskan di dunia maya. Hal ini membuat keluarga Bung Towel merasa terganggu dan ketakutan.

“Jadi, laporan diterima dan ini juga saya lakukan karena penyerangan terhadap saya juga sudah menyerempet atau sudah mengenai putra dan putri saya,” tuturnya.

Laporan Bung Towel telah diterima oleh pihak kepolisian dengan nomor STTLP/B/397/I/2025/SPKT/Polda Metro Jaya. Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

Sebagai bukti pelaporan, Bung Towel menyerahkan sejumlah bukti berupa tangkapan layar dari media sosial yang berisi konten-konten penghinaan dan ancaman terhadap dirinya dan keluarganya.

“Ya hari ini saya melaporkan tindakan penyebaran data pribadi, termasuk juga pencemaran nama baik. Saya mengalami sejak tanggal 17 Desember, istilahnya di doxing, data pribadi saya disebarkan, lalu terjadi serangan-serangan, WhatsApp tidak kenal, telepon tidak dikenal, lalu juga lewat media sosial,” jelasnya. *

Quartal.id

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini