Kamis, 18 Januari 2024 23:05 WITA

Perang Ekuador vs kartel narkoba: Sandera, ledakan, dan serangan TV

Perang Ekuador vs kartel narkoba: Sandera, ledakan, dan serangan TV

Kamis, 18 Januari 2024 23:05 WITA

QUARTAL – Ekuador sedang menghadapi situasi darurat keamanan akibat aksi kekerasan yang dilakukan oleh kartel narkoba yang menyandera lebih dari 130 sipir dan staf penjara.

Presiden Ekuador Daniel Noboa menyatakan perang terhadap kelompok-kelompok teroris ini dan memerintahkan militer untuk mengambil alih operasi penyelamatan.

Keadaan darurat ini dipicu oleh kaburnya bos gembong narkoba Los Choneros, Adolfo “Fito” Macias, dari penjara pada Minggu (7/1/2024). Sejak itu, gelombang ledakan dan serangan bersenjata terjadi di beberapa kota, termasuk ibu kota Quito dan kota pelabuhan Guayaquil.

Salah satu insiden yang mengejutkan adalah ketika sekelompok pria bersenjata dan bertopeng menyerbu masuk ke dalam sebuah acara siaran langsung televisi pada Selasa (9/1/2024).

Mereka mengancam pembawa acara dan meminta agar pesan dari Macias disiarkan. Pesan itu berisi ancaman kepada pemerintah dan permintaan agar para anggota geng yang ditangkap dibebaskan.

Polisi Ekuador mengatakan bahwa mereka telah melakukan 70 penangkapan terkait dengan kekerasan ini. Namun, para sandera di penjara masih belum dibebaskan.

Presiden Noboa mengatakan bahwa dia akan melakukan segala upaya yang mungkin, bahkan yang tidak mungkin, untuk menyelamatkan mereka.

“Kita menyatakan perang. Kita tidak boleh menyerah kepada teroris ini. Kita akan melakukan apa yang diperlukan untuk menghapus rasa tidak aman. Kelompok kriminal ini mungkin mengira bisa menjatuhkan presiden dengan menyerang stasiun televisi dan menyandera aparat keamanan. Mereka tidak akan berhasil,” kata Noboa seperti dilaporkan kantor berita Anadolu.

Noboa juga berjanji untuk mengatasi masalah keamanan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas perdagangan narkoba di Ekuador. Dia berniat membangun penjara baru dengan tingkat keamanan tinggi dan mendeportasi para tahanan asing. Dia juga memperkirakan ada sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di negaranya.

Perang Ekuador melawan kartel narkoba ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang dihadapi oleh negara-negara Amerika Latin akibat perdagangan narkoba.

Ekuador menjadi jalur transit bagi kokain yang diproduksi di Kolombia dan dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa. Pemerintah Ekuador berharap dapat mendapatkan dukungan internasional untuk menangani krisis ini.

11 Aparat Keamanan Tewas

Akibat kekerasan bersenjata tersebut, sebanyak 11 orang aparat keamanan tewas. Kekerasan itu meliputi pembakaran kendaraan, blokade dan pemboman di sejumlah propinsi.

Sementara itu, lembaga pemasyarakatan nasional pada Rabu mengumumkan bahwa para narapidana telah menyandera 139 sipir penjara.

Pada Selasa, Noboa mengumumkan bahwa negara dalam kondisi konflik bersenjata internal dan menyatakan 22 kelompok kriminal sebagai organisasi teroris. Noboa juga memerintahkan tentara bergerak melawan kelompok kriminal yang meneror masyarakat.

Menurut Noboa, dengan menyatakan kelompok tersebut sebagai kelompok teroris, maka pemerintah akan mudah mengambil tindakan terhadap mereka.

“Semua kelompok teroris tersebut akan menjadi sasaran militer, jika Anda ingin melawan dan berani, maka kalian akan berhadap dengan militer,” kata dia.

Pernyataan presiden tersebut ditandatangani setelah sekelompok pria bersenjata menyerbu stasiun televisi TC di Kota Guayaquil saat sedang siaran langsung, dengan menyandera pegawai sambil mengacungkan senjata dan granat.

Pada hari yang sama, mereka menduduki sebuah universitas di Guayaquil dan menyandera beberapa mahasiswa. Sebanyak 13 tersangka ditahan menyusul serangan ke stasiun televisi tersebut.

Noboa juga mengumumkan sejumlah langkah dramatis, termasuk menerapkan jam malam dan tindakan keras terhadap pejabat kehakiman yang terlibat. *

Sumber: Berbagai sumber
Editor: Quartal.ID

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini