Rabu, 2 Juli 2025 16:58 WITA

Gubernur Zainal temui Mendikdasmen RI, berjuang demi pemerataan pendidikan anak-anak pekerja migran

Gubernur Kaltara, Dr. H. Zainal A. Paliwang, S.H., M.Hum., beraudiensi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., di Kantor Kemendikdasmen Gedung A lantai 2 Ruang Kudus, Jakarta, Rabu (2/7). DKISP

Gubernur Zainal temui Mendikdasmen RI, berjuang demi pemerataan pendidikan anak-anak pekerja migran

Rabu, 2 Juli 2025 16:58 WITA

Betapa sering kita mendengar cerita tentang perjuangan tanpa henti demi pendidikan yang merata. Di tengah hiruk pikuk pembangunan, ada sekelompok anak-anak yang memiliki hak yang sama, namun dengan tantangan yang berbeda. Mereka adalah para penyandang disabilitas dan anak-anak pekerja migran, mutiara tersembunyi yang mendambakan akses pendidikan yang layak.

Pada Rabu (2/7/2025), sebuah pertemuan penting terjadi di Jakarta. Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal A Paliwang bertandang menemui Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen). Agendanya bukan sekadar silaturahmi, melainkan sebuah misi mulia: memastikan setiap anak di Kaltara, tanpa terkecuali, mendapatkan cahaya pendidikan.

Gubernur Zainal tak hanya membawa data, tetapi juga harapan besar. Ia mengutarakan urgensi penambahan unit gedung baru untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri terpadu di Tarakan, mencakup jenjang SD, SMP, hingga SMA.

“Peserta didik anak-anak kami penyandang disabilitas setiap tahunnya selalu bertambah,” ungkap Gubernur, dengan nada penuh kepedulian.

“Maka kami sangat membutuhkan penambahan unit gedung baru agar anak-anak kami dapat diwadahi dan dapat menempuh pendidikan dengan nyaman,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, perhatian Gubernur Zainal juga tertuju pada kondisi pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Akses pendidikan di area ini memang masih menjadi pekerjaan rumah besar. Lebih jauh, ia secara khusus menyebut nasib anak-anak dari pekerja migran Indonesia yang berada di Sabah, Malaysia, khususnya di Kota Tawau—wilayah yang berbatasan langsung dengan Kaltara. “

Akses untuk menempuh pendidikan di wilayah 3T maupun yang di Malaysia menjadi sebuah tantangan yang sama-sama perlu kita tuntaskan bersama,” jelas Gubernur, menekankan perlunya solusi bersama dan tepat.

Ini adalah bagian dari pemenuhan hak dasar anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, di mana pun mereka berada.

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyambut baik usulan ini dengan respons cepat dan positif. Ia langsung menginstruksikan Dirjen PAUD Dikdasmen untuk segera merealisasikan pembangunan unit baru SLB Negeri Tarakan.

Yang menarik, pengerjaan akan dilakukan secara swakelola, melibatkan masyarakat setempat, sebuah pendekatan yang tidak hanya efisien tetapi juga memperkuat rasa memiliki komunitas.

“Selain itu, terkait sekolah yang ada di wilayah 3T dan sekolah untuk anak-anak pekerja migran Indonesia di Tawau Malaysia juga menjadi agenda pembahasan serius,” tegas Menteri Abdul Mu’ti, memberikan angin segar bagi ribuan anak yang selama ini mungkin terkendala akses pendidikan.

Sebagai penutup audiensi yang produktif ini, Gubernur Zainal tak lupa mengundang Mendikdasmen Abdul Mu’ti untuk melihat langsung kondisi pendidikan di Kaltara, termasuk meninjau sekolah di wilayah 3T dan bertemu langsung dengan anak-anak pekerja migran di Kota Tawau.

Pertemuan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah langkah konkret menuju pendidikan yang lebih inklusif dan merata. Dukungan dari Pemerintah Pusat, ditambah komitmen kuat dari pemerintah daerah, menjadi modal utama untuk menciptakan masa depan cerah bagi setiap anak.

Kehadiran Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltara Hasanuddin, Plt. Kepala Badan Penghubung Kaltara H. Teddy Kusuma, serta Kepala Sekolah SLB Negeri Tarakan Sri Hastuti turut memperkuat sinergi dalam mewujudkan cita-cita ini.

Kisah ini adalah pengingat bahwa pendidikan adalah hak universal. Melalui kolaborasi dan kepedulian, kita bisa membuka lebih banyak pintu kesempatan, memastikan tidak ada satu pun anak Kaltara yang tertinggal dalam meraih impiannya. (*/dkisp/red/adv)

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini