Minggu, 14 Januari 2024 00:54 WITA

Proyeksi BI: Ekonomi Kaltara tumbuh 5,31 persen di 2024

Proyeksi BI: Ekonomi Kaltara tumbuh 5,31 persen di 2024

Minggu, 14 Januari 2024 00:54 WITA

QUARTAL – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) pada tahun 2024 berada di kisaran 4,41-5,31 persen. Angka ini didorong oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltara adalah peningkatan permintaan komoditas ekspor, seperti minyak sawit, ikan, dan batu bara. Permintaan ini diprediksi akan terus meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi global, khususnya di China, Amerika Serikat, dan Eropa.

“Kaltara memiliki potensi ekspor yang besar, terutama ke negara-negara Asia. Dengan adanya pemulihan ekonomi global, permintaan komoditas ekspor Kaltara akan semakin tinggi,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltara Seno Indarto di Tarakan, Sabtu (13/1/2024).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kaltara juga didorong oleh percepatan pembangunan infrastruktur, seperti Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan dan jalan perbatasan Malinau-Krayan. Kedua proyek ini diharapkan dapat meningkatkan investasi dan aktivitas ekonomi di daerah tersebut.

“KIHI Tanah Kuning akan menjadi kawasan industri yang ramah lingkungan dan berorientasi ekspor. Jalan perbatasan Malinau-Krayan akan mempermudah akses dan mobilitas masyarakat di wilayah perbatasan. Kedua proyek ini akan berdampak positif bagi perekonomian Kaltara,” ujar Seno.

Faktor lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi Kaltara adalah peningkatan investasi, terutama di sektor industri pengolahan dan pariwisata. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah pusat yang mendorong pengembangan kawasan timur Indonesia.

“Kebijakan pemerintah pusat memberikan insentif dan kemudahan bagi investor yang ingin berinvestasi di kawasan timur Indonesia, termasuk Kaltara. Ini akan menarik investasi baru, terutama di sektor-sektor yang memiliki nilai tambah dan potensi pasar yang luas,” kata Seno.

Namun, Seno juga mengingatkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Kaltara, seperti ketegangan geopolitik global dan kenaikan harga komoditas impor. Kedua faktor ini dapat berpengaruh negatif bagi ekspor dan konsumsi Kaltara.

“Ketegangan geopolitik global dapat menyebabkan gangguan pada jalur perdagangan, sehingga dapat menghambat pengiriman komoditas ekspor Kaltara ke negara-negara tujuan. Kenaikan harga komoditas impor dapat menyebabkan kenaikan biaya produksi dan menekan daya beli masyarakat,” jelas Seno.

Untuk mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut, Seno menyarankan pemerintah daerah di Kaltara untuk mengambil langkah-langkah strategis, seperti meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tujuan ekspor, melakukan diversifikasi ekspor, mendukung pengembangan industri pengolahan hilir, meningkatkan efisiensi produksi, dan meningkatkan daya beli masyarakat.

“Dengan mengambil langkah-langkah yang tepat, kami optimis pertumbuhan ekonomi Kaltara pada tahun 2024 dapat mencapai target yang diharapkan, yaitu 5,31 persen,” tutup Seno.

Penulis: Quartal.ID

Jelajahi lebih lanjut tentang topik ini