QUARTAL – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kini bisa mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa harus memberikan agunan atau jaminan. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) akan menguji coba sistem penyaluran KUR berbasis credit scoring.
Credit scoring adalah sistem penilaian kelayakan kredit yang menggunakan data alternatif selain data konvensional seperti slip gaji, rekening koran, atau laporan keuangan.
Data alternatif yang dimaksud antara lain rekam jejak atau track record pembayaran jaminan sosial seperti BPJS, pembayaran listrik, pembayaran transaksi pada e-commerce, aktivitas di media sosial, hingga data perpajakan.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulius mengatakan, sistem ini bertujuan untuk mempermudah akses UMKM yang tidak memiliki agunan atau pengalaman pinjam bank untuk mendapatkan KUR. Nilai KUR yang bisa diberikan dengan sistem ini mencapai Rp 500 juta.
“Kita tambahkan kriteria credit scoring, misalnya pembayaran PLN bagus, tidak nunggak, plafon bagus, track record bagus, itu jadi salah satu penilaian. Jadi UMKM yang belum pernah akses kredit bisa dapat KUR tanpa agunan,” kata Yulius dalam siaran persnya yang diterima pada Minggu (21/1/2024).
Yulius menambahkan, uji coba sistem credit scoring ini kemungkinan akan dilakukan pada pertengahan tahun ini. Saat ini, pihaknya masih dalam tahap pengumpulan data dan pembuatan model credit scoring yang menggunakan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning.
“Januari ini men-setup, Februari sampai April membangun model, dan setelah itu membuat score dan teknisnya. Jadi enam sampai tujuh bulan pilot project kita bisa pakai,” ucapnya.
Menurut Yulius, sistem credit scoring ini memiliki beberapa manfaat, antara lain menjangkau penyaluran KUR kepada UMKM yang unbankable atau tidak dapat mengakses pembiayaan bank, sehingga meningkatkan perluasan distribusi KUR.
Kemudian, mengoptimalkan persetujuan pinjaman dan menjaga NPL tetap pada tingkat yang diterima pemerintah, karena beberapa riset menunjukkan dengan credit scoring yang ditambahkan data alternatif, dapat meningkatkan persetujuan sebesar 10% dan menurunkan probability of default sebesar 4% dibandingkan dengan penilaian yang hanya menggunakan data konvensional.
Credit scoring juga meningkatkan prediksi risiko kredit untuk nasabah baru yang belum pernah akses kredit perbankan, karena data alternatif dapat memberikan informasi lebih banyak tentang perilaku keuangan dan sosial nasabah. *
Penulis: Quartal.ID





















